Khazanah
Assalamu’alaikum, Tim Asatidz. Izinkan saya bertanya mengenai bacaan Al-Qur’an. Pernah suatu ketika saya menghadiri peringatan Maulidur Rasul. Saya mendengar bacaan Al-Qur’an dari seorang Qari’ yang sedikit berbeda dengan bacaan Al-Qur’an yang kita baca. Berikut bacaan berbeda yang sangat ingat:
Yang menjadi pertanyaan saya”
Demikian pertanyaan saya. Saya sangat mengharapkan jawabannya untuk menghilangkan keraguan saya. Pernah saya tanyakan hal ini kepada guru Al-Qur’an saya, tapi sayangnya beliau malah meminta saya untuk bertanya kepada yang lebih ahli.
Terima kasih.
Wassalam.
Jawaban :
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Pertanyaan yang anda sampaikan sebetulnya pertanyaan yang cukup berat, terutama bagi kaum muslimin yang masih awam. Jangan kan yang masih awam, tidak semua ustaz mampu menjawab pertanyaan seperti ini. Bahasan untuk pertanyaan ini masuk pada fan Ilmu Qira’at.
Baiklah, sebelum kami menjawab inti pertanyaan Anda, kami akan lebih dahulu menyampaikan bahwa bacaan Al-Qur’an itu tidak hanya satu versi seperti bacaan yang diajarkan oleh guru-guru kita. Bacaan Al-Qur’an itu mempunyai banyak ragam yang semua bacaan tersebut adalah berdasarkan riwayat mutawattir dari Rasulullah SAW. Jibril mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada Rasulullah dengan ragam bacaan yang banyak. Apa hikmahnya? Dengan ragam bacaan yang banyak itulah nanti umatnya dibolehkan memilih ragam bacaan yang mudah bagi mereka.
Bacaan Al-Qur’an yang kita baca sehari-hari adalah bacaan Al-Qur’an yang sanadnya bersambung kepada Rasulullah SAW melalui jalur periwayatan Al-Imam Hafsh Ibn Sulaiman dari guru beliau. Al-Imam Ashim Ibn Abi An-Najuud Al-Kufi. Ada berapakah ragam bacaan Al-Quran? Ya tentu banyak, Ada Qira’at Tujuh, 14 bahkan 20. Adapun yang paling umum dipelajari oleh kaum muslimin adalah Qira’at Tujuh atau yang dikenal dengan Qira’at Sab’ (القراءاب السبع). Qira’at sab’ adalah qiraat yang diriwayatkan oleh tujuh Imam Ahli Qira’at dengan para perawi-perawinya, sebagai berikut:[1]
Adapun bacaan Qari seperti yang Anda tanyakan sebagai berikut:[2]
Tujuan Qari tersebut adalah untuk mengenalkan kepada kita bahwa bacaan Al-Qur’an tidaklah satu versi.
Demikian, semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
[1] Lihat Al-Mukarrar olehAl-Imam Abu Hafzh Umar Ibn Qasim Al-Mishri, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Beirut: 2001, hal 18-25.
[2] Lihat Al-Mushaf Al-Quudus Bihamisyihi Faidh Al-Barakat Fi Sab’il Qiraat karya Hadhrat As-Syaikh Al-Muqri’ KH. Muhammad Arwani Amin, Maktabah Mubarakatun Thayyibah, Kudus: t.t. hal. 419.